Tayangan Pertunjukan Musikal
Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menayangkan sebuah pertunjukan drama musikal kolosal berjudul The Last Empress, karya sutradara Kim Moon-jung di Art Sinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, 27 November 2019.
Industri musik Korea mencatat pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Sejak “The Phantom of the Opera” ditampilkan dalam bahasa Korea pada tahun 2001, tiket meningkat 17–18 persent setiap tahun. Istilah “seniman kelaparan” sekarang sudah tidak ada lagi, setidaknya dalam pasar pertunjukan musik. Jumlah pertunjukan musik yang ditampilkan untuk penonton dewasa di Seoul dan Propinsi Gyeonggi mencapai 160 per tahun. Pertunjukan ini membuat pasar musik Korea berada di antara lima terbesar di dunia. The Last Empress menandai lahirnya industri musik Korea.
Drama musikal ini mengisahkan kematian tragis istri Raja Gojong di akhir abad 19 ketika Dinasti Joseon mendekati masa berakhirnya karena agresi Jepang. Drama ini sukses setiap kali dipentaskan berkat kecintaan penonton akan tradisi Korea dan ekspresi sentimental yang ditampilkan dalam lagu, seni panggung fantastik, dan kostum.
Sementara drama musikal Barat dipengaruhi oleh teater populer sekitar tahun 1900 — misalnya, vaudeville, minstrel, dan burlesque — dan menghasilkan genre hiburan keluarga, drama musikal Korea berakar pada gaya seni pertunjukan tradisional, seperti lagu-lagu rakyat, tari topeng (talchum), pertunjukan mistik (gut), lagu naratif pansori dan akgeuk, teater musikal Korea yang sama bagusnya dengan opera Barat. Latar belakang inilah yang membedakan drama musikal Korea dari drama musikal Barat di panggung Broadway dan Timur Jauh, dan keunikan ini menarik wisatawan manca negara.
Tayangan pertunjukan The Last Empress di Art Sinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta hingga dua kali masa pemutaran dalam satu hari ini diperuntukkan khusus mahasiswa IKJ.
Diharapkan para mahasiswa semua jurusan program studi di setiap fakultas terinspirasi dalam proses kreativitasnya. Tidak hanya bagi peserta studi di Fakultas Seni Pertunjukan, namun juga bagi Fakultas Seni Rupa. Mahasiswa program studi bidang fashion khususnya dapat melihat desain kostum karya Hyun Sook Kim sejumlah 600 busana. Tak hanya itu, program studi desain produk, interior dan lainnya dapat terinspirasi dengan mempelajari banyak hal dalam drama musikal ini. Hingga proses dokumentasi dalam bentuk film sebagai materi publikasi untuk televisi pun bisa dipelajari oleh para mahasiswa Fakultas Film dan Televisi.