Top
  /     /   Kronik Seni

Pidato Rektor IKJ: Dies Natalis IKJ ke-52

 

 

PIDATO REKTOR

DIES NATALIS KE-52 INSTITUT KESENIAN JAKARTA

“IKJ GAME-CHANGING: TRANSFORMASI DEMI PERTUMBUHAN”

 

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  

Salam sejahtera bagi kita semua,

 

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga kepada kita semua, sehingga kita dapat memperingati Dies Natalis IKJ ke-52 dalam keadaan sehat walafiat. Dies Natalis ke-52 tahun bagi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menandai kematangan IKJ sebagai sebuah institusi yang telah melahirkan para seniman dan sederet karya berkualitas yang telah dinikmati oleh masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

Dalam usia 51 –tahun lalu–, kita sudah mensyukuri bahwa IKJ masih bertahan dalam dunia pendidikan kesenian dan turut berperan dalam pengembangan dunia kesenian di Jakarta, bahkan Indonesia. Pertanyaan berikut setelah bertahan yaitu “bagaimana IKJ tetap bisa ‘bertumbuh’”. Bagaimana IKJ tetap bisa berkembang dengan regulasi saat ini?  Belum lagi ketika kita menyentuh suatu permasalahan yang sedang dihadapi seluruh institusi yang bukan hanya pendidikan yaitu perubahan teknologi dunia yang berdampak pada hubungan sosial, peradaban dan kebudayaan. Sementara kita sadari konsep program pendidikan (kesenian) kita dibangun berdasarkan fondasi peradaban dan kebudayaan pada zamannya.

Beberapa perubahan radikal sejak 1970 hingga 2022 antara lain: media, akses masyarakat terhadap kesenian, persepsi berkesenian, bagaimana kebutuhan masyarakat sekarang terhadap seni? Norma, politik batasan dan lain? Jawaban dari permasalahan tersebut akan menjalin hubungan sosial baru antara IKJ dengan stakeholder, ekosistem kesenian, serta lingkup sosial masyarakat yang lebih luas lagi. Dari sisi program studi spesifik di IKJ, perkembangan tadi yang tentunya memengaruhi dunia industri terkait kesenian turut mengubah peta pendidikan di Jakarta dan Indonesia. Jalur pendidikan tinggi yang diakui pemerintah juga sudah mengubah program pendidikan di IKJ, dari nongelar, diploma 3 dan sekarang dominan strata 1, yang secara tidak langsung perubahan ini menunjukkan sikap IKJ dalam memosisikan diri di masyarakat. Beberapa program studi baru dibentuk di IKJ seperti Televisi, Mode-Busana, serta peminatan-peminatan di bawah DKV (Desain Komunikasi Visual-art) yang bertujuan merespon situasi industri pada masanya. Termasuk didirikannya sekolah pascasarjana yang mengakomodir keinginan seniman dan desainer untuk belajar kembali meng-update keilmuannya. Kesadaran pentingnya pendidikan seni dan desain kebutuhan masyarakat dan industri mendorong munculnya prodi tadi.

Dalam sejarah perkembangan pendidikan kesenian, tidak bisa dipungkiri IKJ-LPKJ merupakan salah satu yang memelopori dan berhasil menjadi salah satu perguruan tinggi yang mengisi kebutuhan tenaga ahli khususnya di bidang film, musik, teater, senirupa. Di Film misalnya, pada sekitar tahun 1980-an hingga 2000-an pekerja seni di industri film didominasi alumni IKJ-LPKJ. Juga, Teater yang menghasilkan pelaku pemeranan di industri film dan televisi serta menjadi pelatih para aktor dan aktris.

Di 52 tahun IKJ, kita perlu untuk tetap meletakkan prestasi-prestasi tadi sebagai tolok ukur dalam merancang sasaran pendidikan di IKJ. Tentunya dengan cara yang berbeda dengan masa lalu, melalui pembacaan situasi dunia saat ini. Dalam situasi ini posisi IKJ idealnya menjadi bergeser ke tingkatan yang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan seorang “sarjana seni”, tidak lagi bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang lebih berfokus pada keterampilan. Mempertanyakan kembali, hakikat seni, media seni, bagaimana masyarakat membutuhkan seni dalam hidup, siapa itu seniman, apa saja yang tercakup dalam bidang “kesenian”, filosofi seni, konsep estetika, produksi seni, konsumsi, distribusi seni, media, art monetizing dan seterusnya.

Adanya perubahan ekosistem, media dan disrupsi teknologi yang langsung mengubah banyak aspek secara drastis memerlukan keberanian menerapkan strategi “game-changing” yang juga akan mengubah lanskap pendidikan seni — bukan sekedar penyesuaian kurikulum yang bertahap, yang sedikit demi sedikit. Dari moda survive yang sekedar menyesuaikan pada situasi sosial masyarakat dan industri, menyesuaikan diri pada peraturan regulasi pemerintah tentang pendidikan yang terus berubah memang melelahkan.

Dies Natalis IKJ ke-52 adalah momentum untuk menguatkan komitmen IKJ terhadap perubahan tersebut. Dengan tema “IKJ Game Changing: Transformasi demi Pertumbuhan” menunjukkan upaya perubahan yang dilakukan IKJ.

Tema tersebut memperlihatkan bahwa IKJ menuju perubahan mendasar, dengan pandangan segar bagaimana merancang ulang suatu sistem pendidikan yang kontekstual dengan ekosistem seni dan pendidikan saat ini. Misi dan sistem, kurikulum dan metode diperlukan IKJ untuk melanjutkan resiliensi yang sudah terbukti selama 52 tahun lalu. Lima puluh dua tahun merupakan modal investasi yang hanya dimiliki IKJ perlu digali dan disesuaikan dengan pembacaan baru atas situasi sekarang dan proyeksi 20 tahun mendatang.

Tema tersebut juga menunjukkan bahwa “perubahan” menjadi suatu kata yang penting, bukan sekedar slogan. Perubahan menjadi target yang disertai “program perubahan”. IKJ perlu kembali melihat kekuatan dan kelemahan, dan menggunakannya sebagai dasar dari game-changing yang harus dilakukan saat ini.

Tema tersebut juga untuk menekankan bahwa upaya game-changing harus dimulai dari sekarang, sebelum semakin terasing dengan lingkungan yang ada. Selain itu diperlukan penguasaan atas ekosistem yang sudah dimiliki, agar IKJ dapat lebih efektif dan aktif dalam memberikan kontribusi pada lingkungan sosial masyarakat.

Akhir kata, Kami mewakili segenap unsur pimpinan dan sivitas akademika mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dukungan semua pihak terhadap seluruh rangkaian kegiatan Dies Natalis IKJ ke-52 ini.

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi Kita semua

Jakarta, 26 Juni 2022

 

Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn.

Rektor Institut Kesenian Jakarta

 

___

 

*Unduh Pidato Rektor 

 

@Dies Natalis IKJ ke-52

#IKJGameChanging

#IKJ

Sebarkan :
Daftar News