NusantaraTalks!: Membangun Ekosistem Seni dan Budaya di Ibu Kota Nusantara
NUSANTARA Talks!
Sebagai ibu kota baru yang sedang dikembangkan, Ibu Kota Nusantara (IKN) memunculkan peluang dalam membentuk identitas budaya dan lanskap artistik daerah. Pada saat bersamaan, terdapat pula tantangan untuk mengharmonisasikan beragam aspek kehidupan yang akan membentuk citra dan entitas IKN sebagai kota nasional dan internasional. Institut Kesenian Jakarta (IKJ) bekerja sama dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengundang budayawan, seniman, akademisi, jurnalis, dan masyarakat umum untuk mengikuti diskusi terbuka guna mengeksplorasi gagasan dan wacana tentang ekosistem seni dan budaya yang dibutuhkan suatu kota baru, serta harmonisasinya dengan kebudayaan lokal dan tata cara baru di IKN. Diskusi terbuka dilaksanakan dengan tema “Membangun Ekosistem Seni dan Budaya di Ibu Kota Nusantara” di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (3/8).
Acara dibuka dengan keynote speech dari Rektor IKJ Indah Tjahjawulan serta Kepala Otorita IKN Bambang Susantono. Dimoderatori Debra H Yatim, sesi pertama diskusi menampilkan para nara sumber Addie MS. (musisi), Hartati (penata tari), Zainal Dharma Abidin (budayawan Kaltim), Timbul Raharjo (Rektor ISI Yogya) dan di sesi kedua menampilkan M. Riri Riza (sineas), Nuya Susantono (penata seni), Kadri Muhammad (musisi), Maudy Koesnaedi (aktris), Ananda Sukarlan (musisi) dimoderatori Zee Zee Shahab dan dimeriahkan karya koreografi Yola Yulfianti bersama Dansity.
*
Teks Publikasi:
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengundang budayawan, seniman, akademisi, jurnalis, dan masyarakat umum untuk mengikuti diskusi terbuka guna mengeksplorasi wacana ekosistem seni dan budaya di IKN. Diskusi akan dilaksanakan dengan tema:
“Membangun Ekosistem Seni dan Budaya di Ibu Kota Nusantara“
🗓️ Kamis, 3 Agustus 2023
⏰Pukul 09.00 – 13.00 WIB
📍Teater Kecil
Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya 73, Jakarta
Pendaftaran peserta melalui bit.ly/IKNdiskusisenibudaya
Kuota Terbatas!
Ikuti dan pantau terus laman @institutkesenianjakarta untuk informasi lebih detail.
@ikn_id #Nusantara #IbuKotaNegara #IKN #kerjasamaikj #ExploringNewFrontiers
#Nusantaratalk!
Keynote Speech:
Rektor IKJ – Indah Tjahjawulan
Kepala Otorita IKN – Bambang Susantono
Para Nara Sumber:
Jaya Suprana
Addie MS.
Hartati, M.Sn.
Zainal Dharma Abidin
Timbul Raharjo
M. Riri Riza
Nuya Susantono
Kadri Muhammad
Maudy Koesnaedi
Ananda Sukarlan
Moderator:
Debra H. Yatim & Zee Zee Shahab
Dance:
Yola Yulfianti & Dansity
*
Pendahuluan
Atribut “ibu kota negara” bagi suatu kawasan memunculkan suatu permasalahan yang menarik sekaligus pelik. Perkembangan ibu kota baru IKN di satu sisi menghadirkan peluang unik untuk mengeksplorasi dan membentuk identitas, budaya, dan lanskap artistik daerah. Di sisi lain, kondisi penciptaan ibu kota baru ini memunculkan tantangan yang kompleks karena peran-peran tadi harus diletakkan dalam kerangka citra ibu kota yang nasional dan internasional. Akan ada persinggungan antara pertumbuhan alami kawasan tersebut yang berakar dari adat dan kebudayaan lokal, tata cara baru yang muncul dari sistem administrasi pemerintahan ibu kota serta pertumbuhan dunia usaha dan kegiatan baru yang sangat mungkin tumbuh di IKN. Perlu dipertimbangkan bagaimana masyarakat yang akan hidup di IKN, baik yang sudah turun temurun tinggal di situ mau pun pendatang yang akan saling berinteraksi dan menjadi bagian penting dari IKN.
Dalam kompleksitas tersebut wacana serta praktik kesenian dan kebudayaan menjadi sangat diperlukan untuk memperlancar harmonisasi antara keberagaman aspek yang akan berkumpul di IKN, selain turut membentuk citra dan entitas IKN sebagai perwujudan visi kota nasional dan internasional.
Di sisi perekonomian, Seni dan Kebudayaan juga bisa menjadi potensi untuk pengembangan kawasan (IKN) secara berkelanjutan. Kegiatan kesenian dan industri budaya terbukti mendatangkan pendatang dan investor yang membuat kehidupan perekonomian kota menunjang kemakmuran (masyarakat) suatu kota.
Pengembangan kehidupan kesenian dan kebudayaan yang sehat akan mengembangkan juga serangkaian manfaat dan aspek non ekonomis dari masyarakat: inklusivitas sosial yang berakar, resiliensi, inovasi, kreativitas dan kewirausahaan untuk individu dan masyarakat, dan penggunaan sumber daya lokal, keterampilan, dan pengetahuan (UNESCO, 2012).
Menghormati dan mendukung ekspresi budaya juga akan berkontribusi untuk memperkuat modal sosial masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan pada lembaga-lembaga publik. Faktor budaya juga memengaruhi gaya hidup, perilaku individu, pola konsumsi, nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungan penatalayanan, dan interaksi kita dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya.
Untuk menguatkan upaya-upaya tersebut, dibutuhkan lembaga-lembaga kesenian yang secara konsisten menumbuhkan gairah hidup kesenian dan kebudayaan kota. Lembaga tersebut bisa berupa suatu lembaga yang berwujud fisik seperti museum, ruang pertunjukan, ruang tonton film dan galeri atau program-program seni temporer serta festival yang berkelanjutan. Juga, di kota dimungkinkan terjadinya aktivasi dari yang ruang-ruang budaya informal yang akan menjadi pertemuan antara masyarakat dengan dunia kesenian yang selanjutnya akan mendorong munculnya skema-skema budaya di IKN.
Diskusi ini terbuka dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk seniman, budayawan, akademisi, praktisi seni, dan perwakilan dari generasi muda. Diskusi akan fokus membahas permasalahan serta berbagai gagasan dan kemungkinan bagaimana membangun ekosistem Seni dan Budaya untuk IKN, melihat kemungkinan apa dan bagaimana kelengkapan (lembaga) kesenian dan kebudayaan yang dibutuhkan suatu kota baru, mendiskusikan potensi pengembangan kreativitas dan inovasi dalam lembaga seni. Sehingga dapat memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, dan pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan lembaga seni di ibu kota baru.
_