JAKARTA BANGKIT!
Hampir 5 abad usia kota Jakarta sejak keberadaannya di masa Pangeran Fatahillah (Faletehan) menaklukkan dan mengganti nama kota pelabuhan Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (1527). Jakarta kini sebagai ibukota negara Republik Indonesia telah berkembang menjadi metropolitan bahkan megapolitan internasional.
Diperkirakan telah menjadi kawasan urban sejak sebelum pentahbisannya sebagai sebuah kota (Sunda Pura) di masa 397 M oleh Raja Purnawarman, berbagai etnis Nusantara, Cina, India telah bermukim di sini (sekitar Kecamatan Tugu hingga wilayah Bekasi). Jakarta menyimpan kekayaan budaya urban sejak lama hingga di masa kolonialisme pun lahir komunitas Betawi yang memiliki bahasa, adat istiadat, kesenian dan budaya khas. Serta merta komunitas ini menjadi suku bangsa tersendiri (dan terbaru) yang kemudian jadi ikonik, sebagai penanda jati diri warga asli kota Jakarta.
Ikon budaya urban menjadi imaji utama Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang lahir dalam suasana peringatan hari jadi kota Jakarta di tahun 1970. IKJ hadir sebagai hadiah bagi warga Jakarta, guna menepis anggapan bahwa Jakarta akan menjadi tempat yang kering dan miskin budaya bila tidak ada kehidupan dan pendidikan seni. Demikian menurut Gubernur Daerah Khusus Istimewa Jakarta (1966-1977), Ali Sadikin waktu itu. Sikap visioner dan pandangan futuristik ini menunjukkan bahwa metropolitan internasional seperti Jakarta membutuhkan fasilitas dan infrastruktur budaya sebagai prakarsa utama pemerintah. Hal ini adalah lumrah sebagaimana layaknya negara-negara maju di dunia yang mendukung perkembangan kehidupan keseniannya dimulai dari ibukota dan kota-kota besar yang ada di negaranya hingga menjadi ikon dunia.
Terlebih di masa pandemi saat ini, dibutuhkan kesatuan visi dan kekuatan bersama baik pemerintah dan masyarakat guna kebangkitan perekonomian, kondisi sosial dan pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan kota Jakarta yang berketahanan.
Selamat berHarijadi ke-494 tahun, Dirgahayu Kota DKI Jakarta.
Jakarta Bangkit!
#HUTDKI494
#IKJ