Top
  /     /   Kronik Seni

Indonesia Pusaka-Ismail Marzuki, Orkestra Prodi Musik FSP IKJ

Sekilas tentang Ismail Marzuki (1914-1958)

Ismail Marzuki adalah salah seorang komponis besar Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama pusat kesenian di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Nama ini dipilih sehubungan kelahiran Ismai Marzuki di Kwitang-Senen sewaktu masih bernama kota Batavia.

Ma’il atau Ma’ing, demikian panggilan akrabnya memulai karir musiknya ketika ia berusia 17 tahun dengan karya petamanya yakni lagu yang berjudul ‘O Sarinah’ pada tahun 1931 yang inti dari lagu tersebut adalah keadaan bangsa yang tertindas. Selain menjadi pengarang lagu, Ismail juga piawai dalam memainkan berbagai alat musik orkestra seperti gitar, saxophone dan harmonium pompa, ukulele dan lainnya.

Lagu-lagu karyanya yang membangkitkan semangat perjuangan tersebut, oleh Presiden Soekarno, Ismail Marzuki dianugerahi Piagam Wijaya Kusuma, suatu penghargaan tertinggi dari pemerintah dalam bidang seni.

Ismail Marzuki menempuh sekolah formal di Hollandsche Inlandsche School/HIS Idenburg Menteng dan menimba ilmu agama di Madrasah Unwanul Wustha. Ismail kemudian melanjutkan pendidikannya di MULO Menjangan Jakarta. Berbekal ijazah MULO (Sekolah Lanjutan Pertama zaman Belanda), Ismail memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan Belanda sehingga ia bekerja di Socony Service Station. Selanjutnya, Ismail memutuskan untuk berpindah tempat kerja dan bekerja sebagai penjual piringan hitam produksi Columbia dan Polydor. Kesempatan bekerja di salah satu perusahaan yang memiliki kaitan dengan dunia musik, Ismail manfaatkan untuk mencari relasi dengan para tokoh seni seperti musisi Zahirdin, Yaha, Kartolo dan Roekiah.

Sebenarnya, Ismail Marzuki tidak pernah menekuni pendidikan musik secara formal. Musik merupakan hobi yang ia tekuni dan lahir dari bakat alam yang senantiasa ia terus pelajari. Ismail pun pernah bergabung dengan grup musik Lief Java yang dipimpin oleh Hugo Dumas, salah satu orkes terkenal di masa kolonial Belanda. Melalui grup musik tersebut, Ismail mendapat kesempatan untuk mengekspresikan hobinya hingga ke daratan Malaya bahkan grup musik Lief Java seringkali mengisi acara musik di stasiun radio milik Belanda yang Bernama Nederlands Indishe Radio Omroep Maaeshappi (NIROM).

Pada masa pendudukan Jepang inilah Ismail turut aktif di Radio Republik Indonesia (RRI) yang dulu bernama Hoso Hanri Kyouku yakni merupakan pengganti radio Belanda/NIROM.

Aliran musik yang ditekuni Ismail adalah jazz, hawaii, seriosa atau klasik ringan dan keroncong. Ismail telah membuat karya lagu dengan jumlah di atas 200 judul lagu baik yang menjadi lagu nasional hingga lagu dengan aliran musik keroncong. Beberapa lagu karya Ismail Marzuki di antaranya adalah O Sarinah, Gugur Bunga, Melati di Tapal Batas, Rayuan Pulau Kelapa, Halo-Halo Bandung, Indonesia Pusaka dan Juwita Malam.

Apresiasi bangsa Indonesia terhadap komponis asal Betawi ini salah satunya adalah dengan penobatan menjadikan Ismail Marzuki sebagai tokoh pahlawan nasional Indonesia pada tahun 2004.

Indonesia Pusaka (karya Ismail Marzuki di sekitar tahun 1943-1944, masa penjajahan Jepang) menjadi pilihan KaProdi Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, Gideon Bima Maharresi selaku Konduktor dan Arranger di perhelatan online Festival Seni Tahun Emas 2020 ini, selain Hymne dan Mars IKJ, sebagai penghormatan kepada Ismail Marzuki, sang musisi otodidak asal Cikini.

 

Pendukung Orkestra Program Dies Natalis ke-50 Institut Kesenian Jakarta 2020

 

Dosen:

1. Obrin Kussoy, S.Sn. – Viola

2. Ruli Zulkani, S.Sn. – Contra Bass

3. Rolanda Sasongko, S.Sn. – Violin 1

4. Gideon Bima Maharesi, S.Sn., M.Pd. – Conductor & Arranger

 

Alumni:

1. Dwi Citra Indriviani, S.Sn. – Violin 2

2. Rai Ikhwan S, S.Sn. – Contra Bass

3. Fandi Prinandadita, S.Sn. – Arranger

 

Paduan Suara (Choir):

1. Tessalonika Renata Latuheru – Alto

2. Indinadya Ameera – Sopran

3. Arvaldo Darmara – Bass

4. Moerdyana Novianti – Alto

5. Cindy Palit – Sopran

6. Clara Brigita – Sopran

7. Reyna Purnama – Sopran

8. Muhammad Ferdy Zein – Tenor

9. Almira Andani – Alto

10. Ignatia Adiananta – Alto

11. Hanugrahaningwidi – Bass

12. Aura Shofia Ummah -Alto

13. Bagas Adi Setyawan – Bass

 

Orkes:

1. Paskalis Franz Joseph Haydn – Violin 1

2. Aldino Rizki – Electric Bass

3. Kornelis Novan Restu Suwandi – Saxophone & Clarinet

4. Harsa Maraya – Piano

5. Daniel Kristanto – French Horn

6. Ferdinan Damero Sitorus – Electric Bass

7. Arista Vidia – Cello

8. Bidari Rahmita Triasti – Cello

9. Daniel Robinsar Sibuea – Gitar Elektrik

10. M. Fadhlil Baqi – Perkusi

11. Robert Yahya – Violin 1

12. Irvan Primadito – Trombone

14. M. Thoriq Maliki – Flute

15. Putri Ayu Ajeng – Viola

16. Catharina Jati Risanti – Violin 2

17. Nenny Nurcahya Mulia – Flute

18. Kadek Shania Lestari – French Horn

19. Silvia Amarylis Harris – Violin 2

20. Uwika Arsy Dara Khairani – Violin 2

21. Rodearni Rahel Siahaan – Violin 2

22. Gregorio Surya Abdi Julianto – Biolin 1

23. Kharisma Hadi – Cello

24. Baptista Jani Istral – Violin 1

25. Jehescia Christaviana N – Violin 2

26. Achmad Herlambang – Contra Bass

27. Albertus Wicaksono – Piano

28. Dian HP – Piano

 

Simak terus!
#TahunEmasIKJ #50TahunIKJ #IKJ2020

Info lengkap: acara@ikj.ac.id



@kampusikj



@institutkesenianjakarta



Institut Kesenian Jakarta



Institut Kesenian Jakarta

Sebarkan :
Daftar News