Festival Seni Pertunjukan FSP
Menyambut 50 Tahun IKJ, Fakultas Seni Pertunjukan menyelenggarakan Festival Seni Pertunjukan selama 2 (dua) hari (13-14 Januari) mengawali tahun 2020 dengan kegiatan untuk publik, bertempat di Teater Luwes-IKJ.
“Program Studi Etnomusikologi, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater bersama-sama menyuguhkan beberapa atraksi sebagai upaya memberikan apresiasi kepada para siswa/i SMA dan SMK di Jakarta,” demikian ujar Dekan FSP, Lusiati Kusumaningdiah, S.Sn, M.Si.
“Yang diundang anak-anak sekolah guna untuk promosi fakultas seni pertunjukan,” imbuh Tiara Sahuleka, salah satu pemain teater dalam pernyataannya di sebuah media massa.
Merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Festival Seni Pertunjukan yang sudah rutin diadakan setiap tahun, ini adalah dimaksudkan tak hanya sebagai ajang promosi seni pertunjukan, namun sekaligus promosi kampus IKJ kepada pelajar dari beberapa sekolah (SMA & SMK) yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Hadir SMKN 13, SMKN 57 Jakarta, SMKN 5 Jakarta, SMA Kristen Penabur I, dan SMAN 2 Tambun.
Salah satu sutradara pertunjukan, Hestu Wreda dalam sebuah pernyataan singkat mengatakan, pertunjukan disuguhkan dengan pendekatan kekinian atau gaya milenial. Hal itu karena penonton pertunjukan adalah anak-anak SMA yang secara demografi merupakan golongan milenial muda. Menurut Dosen Pemeranan Semester V dan VI Program Studi Teater IKJ itu, tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan seni pertunjukan dengan penonton yang disasar. “Karena ini adalah teater modern yang coba dikemas dengan idiom tradisi,” katanya.
Festival yang melibatkan seluruh civitas akademik di lingkungan Fakultas Seni Pertunjukan, baik dosen, mahasiswa dan karyawan diakhiri dengan sesi dialog antara siswa-siswi yang hadir dengan para ketua program studi serta mahasiswa FSP-IKJ.
Selaku pembicara dalam sesi dialog ini adalah para ketua program studi, antara lain: Hanny Herlina, M.Sn (Prodi Tari), Gatot Prabowo, S.Sn (Prodi Teater), Cerman Simamora, M.Sn (Prodi Etnomusikologi), dan Gideon Bima Maharesi, S.Sn, M.Pd (Prodi Musik). Dipandu moderator Madia Patra Ismar, S.Sn, M.Hum selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FSP-IKJ, para KaProdi menyampaikan serta menawarkan visi-misi, metode, dan capaian pembelajaran dari masing-masing program studinya.
Beberapa mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam proses berkarya dan menempuh pendidikan di IKJ.
Sesi dialog ini menjadi ruang pertukaran informasi terkait dengan sistem dan metode pembelajaran, pembiayaan, serta fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yang ada di FSP-IKJ. Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh siswa-siswi yang hadir antara lain mengenai bagaimana penari mengenali tubuhnya sendiri dan mentransmisikannya ke orang lain? Pertanyaan tersebut dibahas oleh KaProdi Tari dengan menjawab bahwa proses belajar tari di IKJ tidak hanya diajarkan pada olah tubuh, bentuk dan ragam gerak tari saja, tetapi juga mempelajari aspek sejarah, filosofi, estetika, dan sebagainya. Jadi, ada keterikatan antara tubuh penari dan konteks yang melingkupinya. Hal itu sebagai salah satu cara untuk mengenali tubuh si penari itu sendiri dalam mentransmisikan kepada orang lain. Intisari dari semua itu ialah proses, berlatih, berlatih, dan berlatih, demikian arahan Hanny.
Pertanyaan selanjutnya mengenai spesifikasi keahlian yang ditawarkan oleh Prodi Musik, pilihan minat dan konsentrasi pengetahuan dalam musik dengan capaian yang luas. KaProdi Musik, Gideon memaparkan bahwa di IKJ, para mahasiswa mempelajari musik tradisi, klasik, techno music, musik film, dan sebagainya. Capaian akhir pembelajaran di Prodi Musik, para mahasiswa dapat menjadi kritikus, komposer, pemain musik, dan produser musik, demikian jelas Gideon.
Dekan FSP-IKJ juga telah menjelaskan bahwa selain untuk media diseminasi FSP IKJ kepada masyarakat umum, acara festival ini yang juga sebagai rangkaian kegiatan 50 tahun (Tahun Emas) Institut Kesenian Jakarta diharapkan mampu mempertebal motivasi generasi muda untuk belajar dan mencintai seni budaya, menjadikan FSP dan IKJ semakin membumi di masyarakat, dan menjadi bagian dari pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.