Top
  /     /   Alumni IKJ

Diskusi: Sejarah Studi Seni di IKJ

 

Diskusi “Sejarah Studi Seni di IKJ” bertempat di Studio TOM Kampus FFTV IKJ menghadirkan perbincangan antar para sivitas akademika yang juga pengajar Institut Kesenian Jakarta (IKJ), yaitu: Maria Darmaningsih (dancer, koreografer), Agni Ariatama (sinematografer) dan Citra Smara Dewi (kurator seni rupa) dipandu Wiwid Setya selaku moderator (26/9).

Narasumber Maria Darmaningsih, seorang seniman tari, memuji Gubernur Jakarta pada waktu itu, yakni Ali Sadikin, yang secara visioner membangun Pusat Kesenian Jakarta bernama Taman Ismail Marzuki di tahun 1968 (10 November), yang sebelumnya ditunjang oleh lembaga Dewan Kesenian Jakarta (7 Juni 1968) dan kemudian Akademi Jakarta (24 Agustus 1970) guna melengkapi pembentukan support system. Selanjutnya Ali Sadikin membangun Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ, 26 Juni 1970), yang menularkan studi multidisipliner ke berbagai Perguruan Tinggi Seni lain yang bermunculan kemudian. Maria juga menekankan pentingnya riset artistik dan menengok kesenian tradisi bagi dosen/mahasiswa.
Narasumber Citra Smara Dewi, doktor di bidang senirupa dan kurator yang handal, menyoroti perkembangan LPKJ menjadi Institut Kesenian Jakarta di tahun 1980. Ia terutama menyinggung keterbatasan bantuan dana pemprov DKI atas IKJ. Perihal apakah IKJ menjadi Perguruan Tinggi Negeri Seni, itu persoalan lama yang timbul-tenggelam, ungkapnya.
Selanjutnya narasumber Agni Ariatama, seorang sinematografer dan terjun di berbagai organisasi perfilman, dengan jernih menjelaskan bahwa ke depannya lulusan/”outcome” IKJ harus lebih dipertegas apa saja.
Dengan kata lain, ada visi kelembagaan dan visi keilmuan yang bertingkat-tingkat levelnya. Dan di level tertinggi adalah kreator/pencipta.
Sumber Data: akun resmi FFTV IKJ on facebook
Sebarkan :
Daftar News