Top
  /     /   Kronik Seni

Dekan FFTV – IKJ, Doktor Film Pertama di Indonesia

Dekan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, Dr. R.B. Armantono dinobatkan sebagai Doktor Film pertama di Indonesia dengan meraih predikat summa cum laude, dalam sidang terbuka promosi doctor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan penguji kehormatan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X, berlangsung di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, pada bulan Maret (Kamis, 28/3/2019) yang telah lalu. Angka yang diraihnya adalah 4,0. Ini adalah salah satu sumbangsih besar bagi perkembangan film di Indonesia.

Sidang terbuka kali ini menyertakan film berjudul ‘Monolog Diponegoro’ karya R.B. Armantono yang kebetulan pula menjabat sebagai Dekan Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Bertindak sebagai promotor yaitu Prof. Sardono W. Kusumo, sebagai Co-Promotor adalah Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono dan Prof. Dr. Dharsono, M. Sn.

Film ‘Monolog Diponegoro’ berdurasi 60 menit ini diangkat berdasarkan buku Kuasa Ramalan yang ditulis oleh ahli sejarah asal Inggris, Peter Carey, yang juga hadir di acara sidang terbuka ini.

Kisah dalam film ini adalah tentang kehidupan Pangeran Diponegoro dalam mempertahankan hak atas tanah dan pencarian pada sosok seorang ibu.

Film Monolog Diponegoro diproduksi dengan biaya yang sangat kecil jika dibandingkan dengan biaya produksi film pada umumnya. Hal ini memberikan alternatif lain untuk menekan resiko pembuatan film biografi. Umumnya, dalam industri film Indonesia film biografi acapkali mengakibatkan kerugian yang besar karena membutuhkan biaya produksi yang sangat tinggi. Kondisi ini tidak sepadan dengan minat penonton terhadap film biografi yang masih sangat rendah. Padahal film biografi memiliki peran penting karena banyak tokoh yang dapat memperkaya perspektif masyarakat dalam menyikapi berbagai persoalan masa sekarang. Film Monolog Diponegoro membuka wawasan terhadap pendekatan baru, sekaligus sebagai sumbangsih terhadap perkembangan film biografi di Indonesia.

Sidang terbuka ini dihadiri oleh lebih 100 tamu undangan, baik dari kalangan akademisi, praktisi film, pejabat pemerintahan, serta masyarakat umum. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan, yaitu Institut Seni Indonesia Surakarta, Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta dan dukungan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebarkan :
Daftar News