Aktivisme Seni Dolo
Institut Kesenian Jakarta beranjak tegap menuju Tahun Emasnya di penghujung bulan mengawali tahun ini dengan menunjukkan salah satu alumnus seniornya yang telah menjadi bagian dari sejarah seni rupa IKJ.
Bersama IKJ Press dan Somalaing Art Studio dan lainnya, sebuah perhelatan digelar berupa peluncuran buku tentang Dolorosa Sinaga, perupa kondang dan pengajar Fakultas Seni Rupa IKJ berjudul: “Tubuh, Bentuk, Substansi” (editor Alexander Supartono dan Sony Karsono) di Ruang Serba Guna Galeri Nasional Indonesia (31/1).
Acara yang dibuka Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) bersama Seno Gumira Ajidarma (Rektor IKJ) dan Pustanto (Kepala Galeri Nasional) berlangsung hingga 11 Februari 2020.
Forum seminar “Seni, Aktivisme, Reproduksi” segera digelar keesokan hari (1/2) sejak pukul 9 pagi hingga sore hari. Dibuka dengan ceramah utama oleh Hilmar Farid, seminar ini menyajikan dua sesi: sesi berbahasa Inggris dan sesi berbahasa Indonesia.
Dimoderatori oleh Grace Samboh (Kurator dan Peneliti Seni), sesi berbahasa Inggris menghadirkan 3 pembicara terkemuka: Marian Pastor Roces (Kurator Independen dan Analis Politik, Filipina); Heidi Arbuckle (Sejarawan Seni, Universitas Paramadina, Jakarta); dan Clare Veal (Sejarawan Seni, Lasalle College of the Arts, Singapura).
Enin Supriyanto (Kurator dan Penulis Seni Independen) selaku moderator di sesi berbahasa Indonesia menghadirkan 3 pembicara: Alexander Supartono (Sejarawan Seni, Edinburgh Napier University, Skotlandia); Saras Dewi (Kurator, Universitas Indonesia, Depok); dan Sony Karsono (Sejarawan, Sejong University, Seoul).
Buku ini hadir pula dalam edisi berbahasa Inggris dengan tajuk “Dolorosa Sinaga: Body, Form, Matter”.
Kaleidoskop “40 Tahun Aktivisme Seni Dolorosa Sinaga” merekam perjalanan artistik sang perupa selama lebih dari 4 dasawarsa berupa pameran instalasi ini berlangsung pada 31 Januari–11 Februari 2020 pukul 10:00–19:00 WIB di Gedung B, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.
Seminar mengenai buku ini berlanjut di Gedung Sasana Ajiyasa FSR ISI Yogyakarta (4-5/2) diawali sambutan oleh sejarawan Agus Burhan, Rektor ISI Yogyakarta bersama para editor dan pembicara di antaranya Kolektif Taring Padi, Mikke Susanto, Citra Smara Dewi dan Lisistrata Lusandiana (Direktur IVAA) serta lainnya.
Dolorosa Sinaga adalah lulusan pertama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ, kini Institut Kesenian Jakarta, IKJ) yang kemudian mengajar di almamaternya hingga kini. Ia dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia yang bergiat dalam advokasi kemanusiaan dan mobilisasi komunitas epistemik. Sebagai seniman, ia telah berkarya lebih dari 4 dasawarsa dan menciptakan lebih dari 600 karya. Sampai kini, karya-karyanya diburu para kolektor nasional dan internasional, bukan hanya karena nilai artistiknya tetapi juga karena kemampuannya menyuarakan pesan-pesan kemanusiaan yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata. Dolorosa Sinaga tidak membatasi dirinya pada praktik artistik seni. Baginya, seni perlu hadir dan menjangkau luas semua spektrum.
Buku “Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk dan Substansi” berpijak pada luasnya jangkauan kerja Dolorosa. Buku ini menghadirkan dialektika panjang antara pengalaman hidup, kegelisahan politik, eksplorasi artistik dan letup-letup inspirasi yang mewujud dalam lebih dari 600 karya Dolorosa Sinaga. Buku ini disusun dalam waktu yang panjang (hampir 3 tahun), karena ia tak hanya menampilkan karya-karya, tetapi juga menyingkapkan inspirasi yang memicu kelahiran mereka. Melalui komitmen dan kerjasama yang kuat, produksi buku Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi kini rampung sudah.
Buku ini hadir dalam 5 bagian. Bagian Pertama (Pengantar Umum) menyajikan kolaborasi dua artikel yang memandu pembaca dalam menjelajahi “rimba” visual, tekstual dan intelektual di jantung buku ini. Bagian Kedua (Biografi) menghidangkan “Hidup, Seni dan Politik Dolorosa Sinaga”. Dalam esai panjang bergenre sejarah intelektual ini, sejarawan Sony Karsono menelaah tarik-tambang dialektis antara perjalanan hidup Dolorosa dan transformasi kota dan negeri tempat ia berkarya. Bagian Ketiga (Galeri) memamerkan patung-patung representatif Dolorosa Sinaga, yang ditata secara tematik dan semi-kronologis. Bagian Keempat (Ragam Pandang) menyajikan 30 esai yang ditulis dalam 18 tahun terakhir ini tentang Dolorosa Sinaga dan patung-patungnya. Sebagai “pusat gravitasi” buku ini, sekaligus sebagai fondasi kearsipan karya-karyanya di kemudian hari. Bagian Kelima (Katalog) mempersembahkan daftar paling lengkap karya patung Dolorosa Sinaga.
Membedah sebuah antara dialektika pengalaman, inspirasi dan kelahiran karya yang menggugat realitas Indonesia, buku Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi hadir dalam dua edisi (Indonesia dan Inggris), lengkap dengan bunga rampai analisis dan yang terpenting sebuah katalog karya Dolorosa selama lebih dari 4 dasawarsa berkarya.
Keberhasilan penyusunan buku Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi tak terlepas dari peran dua editor yang bekerja menyingkapkan inspirasi sosial dari artistik di balik karya-karya sang pematung lalu menganyamnya menjadi narasi visual dan tekstual.
Alexander Supartono adalah kurator fotografi, sejarawan seni dan dosen sejarah dan teori fotografi di Edinburgh Napier University, Skotlandia. Ia meraih gelar doktor sejarah fotografi dari University of St. Andrews, Inggris. Publikasi ilmiahnya antara lain: “Other Pictures: Vernacular (Hi) stories from the Photo Albums of Dutch Industrialists in Colonial Java (Noorderlicht, 2013); “Afterimage: Is There Such a Thing as Southeast Asian Photography?” (Singapore Art Museum, 2014); dan sebuah artikel dalam The Routledge International Handbook of New Digital Practices in Galleries, Libraries, Archives, Museums and Heritage Sites (2019). Penelitiannya berkisar pada topik modernisme dalam fotografi dan budaya visual di Asia Tenggara.
Sony Karsono adalah dosen sejarah di Sejong University, Seoul, Korea Selatan, tempat ia kini mengajar sejarah dunia, kajian biografis, dan pengalaman tentang metropolis dalam karya-karya Walter Benjamin. Ia meraih gelar doktor sejarah Asia Tenggara dari Ohio University, Amerika Serikat. Publikasi ilmiahnya antara lain: “Flâneur, Popular Culture and Urban Modernity: An Intellectual History of New Order Jakarta” dalam Asian Studies Review (akan terbit); “Motinggo Busye and His Popular Novels” dalam Indonesia and the Malay World 44, no. 129 (2016); dan “The Making of a Sculptor: The Life, Art, and Politics of Dolorosa Sinaga” dalam edisi Inggris buku ini (2019). Topik utama risetnya adalah bagaimana tubuh, kota dan perubahan sosial mengejawantah dalam teater, kesusastraan dan seni rupa di Asia Tenggara sejak 1900.
Siaran & Pers Kit Peluncuran Buku Dolorosa
Sebuah rangkaian acara pra-peluncuran buku tentang Dolorosa Sinaga, pematung dan pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta selama dua hari (18-19/1) akhir pekan lalu bertajuk “Aktivisme Seni Dolorosa Sinaga”.
Acara pra-peluncuran buku berjudul “Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi” ini menyertakan diskusi publik dan workshop.
Rektor IKJ, Seno Gumira Ajidarma juga turut hadir membahas Soekarno bersama Sukmawati SP, serta beberapa pembahas lain seperti Yori Antar (Dalai Lama), M. Sobary (Gus Dur) dan lainnya dalam sessi topik “Dolo dan Para Lelakinya: Potret dalam Karya Dolorosa Sinaga”.
Link: dolorosasinaga