Nurman Hakim Raih Gelar Doktor Antropologi Film dengan Predikat Cumlaude
Selamat kepada dosen FFTV IKJ Nurman Hakim, karena telah meraih gelar doktor dan lulus dengan predikat cumlaude dari FISIP UI 💐🙌
Semoga disertasi dengan judul “Film, Santri dan Identitas: Pengonstruksian Identitas Santri melalui Film Religi dalam Pusaran Tradisi” ini dapat menambah wawasan dan berguna untuk keilmuan baik di bidang studi perfilman dan antropologi. Sebagian tulisan dari disertasi Mas Hakim akan diterbitkan dalam jurnal terindeks Scopus Q1 jurnal antropologi terbaik di Australia, the Asia Pacific Journal of Anthropology yang diterbitkan oleh Australian National University (ANU)👏🏼👏🏼👏🏼 (@fftvikj)
_
Nurman Hakim, sutradara lulusan FFTV IKJ yang dikenal lewat film-filmnya: 3 Doa 3 Cinta, Khalifah, Bid’ah Cinta dan The Window meraih gelar Doktor Antropologi Film minggu ini di Universitas Indonesia. Disertasinya cukup sulit, berjudul Film, Santri dan Identitas: Pengonstruksian Identitas Santri melalui Film Religi dalam Pusaran Tradisi.
Nurman melakukan penelitian lapangan di pesantren Tebuireng Jombang – Jawa Timur. Ia mengamati dan terlibat secara langsung kegiatan serta proses produksi film religi oleh santri-santri. ”Film yang dianggap oleh kalangan pesantren sebagai produk modernitas, datang dari barat dan sekuler, kerap kali berbeda dengan nilai-nilai (values) yang ada dalam tradisi pesantren. Disertasi ini mengeksplorasi pertemuan antara nilai-nilai yang ada di tradisi pesantren dengan medium film (modernitas),” katanya.
Dari pengamatannya atas kegiatan produksi film religi di Tebuireng itu, ia melihat nilai-nilai lama dan baru berbenturan, bernegosiasi dan juga terinkorporasi dalam diri santri. Nilai-nilai yang terinkoorporasikan itu lalu mengonstruksi identitas agama santri. Menurut Nurman tindakan dalam memproduksi film religi adalah juga usaha membangun identitas pembuatnya dan komunitasnya, sekaligus menjinakkan modernitas (film). Identitas itu kemudian terkontestasikan dengan identitas kelompok Islam lainnya yang ada dalam film-film religi yang beredar di ruang publik.
”Analisa teks (visual-audio) film religi sebagai material culture yang saya kombinasikan dengan penelitian lapangan dan literatur, menunjukkan adanya kontestasi antar identitas dalam satu agama, sekaligus memperlihatkan adanya keterhubungan antara dunia nyata dengan dunia dalam film,” kata Nurman. “Suara-suara” yang dibawa oleh para santri pembuat film, dalam hal ini nilai-nilai yang diyakini dalam kehidupan sehari-hari secara disadari maupun tidak, menurut Nurman termanifestasikan di dalam film para santri itu. Penelitian Nurman juga menunjukkan bahwa film didayagunakan dan diinkooporasikan dengan nilai- nilai dari tradisi pesantren oleh para santri untuk keberlanjutan dan perkembangan tradisi pesantren itu sendiri.
Nurman meraih cumlaude setelah sidang ujian disertasi yang diketuai Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto dengan debat yang panas pada tanggal 4 Januari 2023 pukul 13.00 di Gedung F. Ruang Auditorium FISIP UI Depok. Co-promotor Nurman, Dr. Tony Rudyansjah, mengatakan bahwa dari hasil disertasi itu, Nurman Hakim dapat dianggap sebagai doktor antropologi film di Indonesia yang memahami soal film dan antropologi. Promotor mengatakan bahwa disertasi Nurman Hakim akan berguna bagi studi antropologi di Indonesia dan juga studi film di Indonesia. (borobudurwriters.id)