Top
  /     /   Kronik Seni

ARTJOG MMXIX

ARTJOG MMXIX

Acara yang telah tampil rutin hingga kali ke-11 ini mengusung tema besar Arts in Common dengan sub tema Common Space  diinterpretasikan sebagai ruang bersama seniman dalam berkarya dengan mengajak penikmatnya mencintai bumi.

Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D, Menteri Keuangan Republik Indonesia secara resmi membuka gelaran seni akbar dengan pemukulan piranti gamelan berujud bonang di Jogja National Museum, Kamis Juli lalu (25/7). Kemudian ia mengungkapkan melalui seni yang ditampilkan betapa bumi tampak semakin kecil seiring dengan semakin banyaknya populasi umat manusia.

“Sekarang ini bumi berisi 7 miliar manusia dan dalam 15 tahun ke depan, jumlah manusianya akan bertambah menjadi 9 miliar. Bumi ini tidak akan makin melar, masih akan sama,” ujar Sri Mulyani.

Sebagai suatu common space, bumi menjadi aset umat manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap kepedulian lingkungan untuk menjaga bumi menjadi sangat penting dilakukan. “Jadi dengan seni ini, kita akan semakin tahu bagaimana bisa menunjukkan rasa kepedulian kita kepada alam dan kehidupan. Kita bisa menjaga bumi ini secara baik dan berkelanjutan. Kita bisa menunjukkan berbagai ekspresi, kepedulian, rasa sayang kita terhadap alam, bisa diwujudkan dalam bentuk karya-karya seni yang semakin menginspirasi kita semua, mendidik kita untuk semakin menghargai,” sambut Sri Mulyani.

“Lewat tema itu acara ini mencoba menggambarkan karya-karya seniman dan seniwati dalam upaya meningkatkan awareness guna menjaga “this little earth“ (bumi yang kecil ini) untuk (keberlangsungan) hidup umat manusia,” jelas Sri Mulyani.

Dukungan pemerintah dalam mendorong dunia seni selalu menjadi prioritas. Sri Mulyani mengungkapkan Presiden Joko Widodo selalu memberikan perhatian yang luar biasa pada dunia seni dan budaya. Di antaranya melalui pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). “Dalam memberikan anggaran yang ditransfer ke daerah, diharapkan dapat mendukung kegiatan seni dan budaya,” ungkap Sri Mulyani. Bahkan, guna lebih mendorong perkembangan dunia seni dan budaya, kata Sri Mulyani, ada upaya pemerintah untuk mengalokasikan dana khusus. “Presiden ingin membuat semacam dana abadi untuk (mendukung) kebudayaan dan seni. Dan itu tugas saya sebagai Menkeu untuk mewujudkannya,” jelas Sri Mulyani.

“Ini adalah langkah konsisten di dunia seni, sehingga seni ini nantinya akan lebih kuat. Seni itu punya interpretasi masing-masing, tidak ada yang baik atau buruk. Seni merupakan suatu ekspresi yang sifatnya dekoratif. Semuanya memiliki interpretasi sendiri-sendiri. Saya selalu sebagai pengagum, penonton. Dan dalam hati selalu menginginkan seandainya saya menjadi artis. Saya selalu mengagumi hasil karya dari para artis dalam berbagai bentuk dan festival ini penting karena jadi ajang bagi seniman dan penikmat seni untuk berinteraksi,” katanya sambil berterima kasih atas partisipasi dari berbagai stakeholder yang terlibat di dalam penyelenggaraan acara seni. Termasuk memberikan penghargaan YAA terhadap para artis peserta yang masih muda di bawah 35 tahun yang dinilainya memiliki karya luar biasa.

Selanjutnya, ia mengingatkan agar publik dapat semakin peka dan toleran antar sesama. Sebagai umat manusia yang mendasarkan peri kemanusiaan yang adil dan beradab, menurutnya penting sekali untuk bisa menjaga bumi ini secara baik serta berkelanjutan. Selain itu, ia berharap adanya gerakan yang sama antara pelaku seni dengan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, bukan hanya untuk menjaga alam di negara sendiri, tetapi juga berkontribusi untuk dunia. “Kita berharap, dengan gerakan sama antara pemerintah dan artis, akan dapat memperkuat tak hanya kepedulian, tapi juga posisi Indonesia di peta dunia dalam meningkatkan martabat bangsa,” kata mantan pejabat Bank Dunia ini.

Acara pembukaan diikuti pengumuman pemenang Young Artist Award (YAA). Program YAA ini dirancang sebagai wujud penghargaan dan sebuah upaya untuk menggali potensi dan wawasan seniman muda, serta memperluas jaringan dan lintasan karir mereka dalam berkesenian. Selain bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY dalam program YAA tahun ini, ARTJOG juga bekerja sama dengan Yayasan Museum MACAN dalam program MACAN Foundation Artist Residency. Program bersama ini akan memfasilitasi fase riset dan eksplorasi artistik seniman penerima YAA 2019 melalui residensi di Australia, Jerman dan Jepang.
 
Sebagai sebuah Festival Seni Rupa Kontemporer Internasional (Yogyakarta International Contemporary Art Festival) acara akbar nasional ini dihadiri para pejabat negara, seniman dan pecinta seni, rekanan dan kolega serta awak media dari berbagai kota dan negara. Sejumlah karya ditampilkan sebagai kolaborasi peserta lintas seni. Beragam presentasi bentuk seni lintas disiplin dapat ditemui di dalamnya. Dari seni rupa, seni pertunjukan hingga para pelaku industri kreatif pun dapat saling bersinggungan. Komitmen ARTJOG setiap tahunnya adalah terus mengikis sekat-sekat yang membatasi praktik dan pemaknaan dalam kesenian, sambil terus menumbuhkan dan merawat jejaring antara sesama seniman, pasar, pemangku kebijakan, dan publik yang selama ini telah terbangun dengan baik. ARTJOG adalah ruang berbagi; berbagi pengetahuan dan berbagi pengalaman estetika serta perkembangan seni terbaru.

Sejumlah peserta terpilih dalam perhelatan seni bertaraf dunia ini dari Indonesia antara lain Teguh Ostenrik, Ugo Untoro, Sunaryo, I Made Djirna, Handiwirman Saputra, Lugas Syllabus dan tak luput juga Riri Riza yang nota bene  alumnus Institut Kesenian Jakarta.

www.artjog.co.id/

Sebarkan :
Daftar News